Minggu, 30 Oktober 2011

Keutamaan Bulan Dzulhijjah



Keutamaan Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah
Sesungguhnya merupakan karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala, dijadikan-Nya bagi hamba-hamba-Nya yang shalih musim-musim untuk memperbanyak amal shaleh. Diantara musim-musim tersebut adalah sepuluh hari (pertama) bulan Dzul Hijjah yang keutamaannya dinyatakan oleh dalil-dalil dalam kitab dan Sunnah:
1. Firman Allah
 Subhanahu wa Ta’ala yang artinya: "Demi fajar, dan malam yang sepuluh!" (Al Fajr 1-2). Ibnu Katsir berkata: “.... yang dimaksud adalah sepuluh hari (pertama) bulan Dzul Hijjah“
2. Allah
 Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya: “…dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan” (Al Hajj 28). Ibnu Abbas berkata: “Yang dimaksud adalah) hari-hari sepuluh (bulan Dzul Hijjah)“.
3. Dari Ibnu Abbas
 radhiyallahu 'anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda yang artinya: "Tidak ada amal perbuatan yang lebih utama dari (amal yang dilakukan pada) sepuluh hari bulan Dzul Hijjah". Mereka (para sahabat) bertanya: "Tidak juga jihad (lebih utama daripada itu)?" Beliau bersabda: "Tidak juga jihad, kecuali seseorang yang keluar berjihad dengan jiwanya dan hartanya kemudian kembali tanpa membawa sesuatupun." (Riwayat Bukhori)
4. Dari Ibnu Umar
 radhiyallahu 'anhu dia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak ada hari-hari yang lebih besar di sisi Allah Ta’ala dan tidak ada amal perbuatan yang lebih dicintai selain pada sepuluh hari itu. Maka perbanyaklah pada hari-hari tersebut tahlil, takbir dan tahmid!"(Riwayat Tabrani dalam Mu’jam Al Kabir)
5. Adalah Sa’id bin Jubair
 rahimahullah dan dia yang meriwayatkan hadits Ibnu Abbas yang lalu, jika datang sepuluh hari pertama bulan Dzul Hijjah sangat bersungguh-sungguh hingga hampir saja dia tidak kuasa (melaksanakannya) “ (Riwayat Darimi dengan sanad yang hasan)
6. Ibnu Hajar berkata dalam kitabnya
 Fathul Baari: “Tampaknya sebab mengapa sepuluh hari Dzul Hijjah diistimewakan adalah karena pada hari tersebut merupakan waktu berkumpulnya ibadah-ibadah utama; yaitu shalat, shaum, shadaqah dan haji dan tidak ada selainnya waktu seperti itu“.
7. Para ulama menyatakan: “Sepuluh hari Dzul Hijjah adalah hari-hari yang paling utama, sedangkan malam-malam terakhir bulan Ramadhan adalah malam-malam yang paling utama”.

Bagaimana Mengisi Bulan Dzulhijjah ?
Hendaklah setiap muslim berupaya untuk menyambut musim kebaikan ini secara umum dengan
 taubatan nasuha (taubat sungguh-sungguh), meninggalkan dosa dan kemaksiatan, karena dosa-dosalah yang mencegah dari manusia karunia Rabb-nya, dan menutup hatinya dari Tuhannya. Begitu juga dituntut untuk menyambut musim ini dengan tekad yang kuat dan sungguh-sungguh untuk mendapatkan keuntungan atas apa yang Allah ridhoi. Maka siapa yang benar dengan tekadnya Allah akan beri dia petunjuk: "Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami" (Al Ankabut 69)."Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luas-nya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa" (Ali Imran 133).

Wahai akhi muslim; Berusahalah untuk mendapatkan kesempatan yang baik ini sebelum hilang dari hadapan anda dan anda akan menyesal, betapa buruknya waktu bagi orang yang menyesal. Karena sesungguhnya dunia ini sangat sedikit harinya dan kita sekarang di negeri amal perbuatan dan besok kita akan berada di kampung pembalasan, perhitungan, syurga dan neraka. Maka jadilah anda orang-orang yang Allah sifatkan dalam firman-Nya:"Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada kami dengan harapan dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada Kami"
 (Al Anbiya 90).

Amalan yang Dianjurkan dalam Sepuluh Hari Dzulhijjah
Pekerjaan yang dianjurkan pada hari-hari tersebut:
a. Shalat:
Disunnahkan bersegera mengerjakan shalat fardhu dan memperbanyak shalat sunnah, karena semua itu merupakan ibadah yang paling utama. Dari Tsaubanradhiyallahu 'anhu
 dia berkata: Saya mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda: "Hendaklah kalian memperbanyak sujud kepada Allah, karena setiap kali kamu bersujud, maka Allah mengangkat derajat kamu, dan menghapus kesalahan kamu". Hal tersebut berlaku umum di setiap waktu.

b. Shoum (Puasa): 
Karena dia termasuk perbuatan amal shaleh. Dari Hunaidah bin Kholid dari istrinya dari sebagian istri-istri Rasulullah
 shalallahu ‘alaihi wassalam, dia berkata: "Adalah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam berpuasa pada tanggal sembilan Dzul Hijjah, sepuluh Muharram dan tiga hari setiap bulan". (Riwayat Imam Ahmad, Abu Daud dan Nasa’i).
Imam Nawawi berkata tentang puasa sepuluh hari bulan Dzul Hijjah: “sangat di sunnahkan“.

c. Takbir, Tahlil dan Tahmid:
Sebagaimana terdapat riwayat dalam hadits Ibnu Umar terdahulu: "Perbanyaklah tahlil, takbir dan tahmid pada waktu itu!"
Imam Bukhori berkata: "Adalah Ibnu Umar dan Abu Hurairah
 radhiyallahu 'anhuma keluar ke pasar pada hari sepuluh bulan Dzul Hijjah, mereka berdua bertakbir dan orang-orang pun ikut bertakbir karenanya". Dia juga berkata: "Adalah Umar bin Khottob bertakbir di kemahnya di Mina dan di dengar mereka yang ada dalam masjid, lalu mereka bertakbir dan bertakbir pula orang-orang yang di pasar hingga Mina bergetar oleh takbir". Dan Ibnu Umar bertakbir di Mina pada hari-hari tersebut, setelah shalat dan di atas pembaringannya, di atas kudanya, di majlisnya dan saat berjalan pada semua hari-hari tersebut. Disunnahkan mengeraskan takbir karena perbuatan Umar tersebut dan anaknya serta Abu Hurairah radhiyallahu 'anhum.
Maka hendaknya kita kaum muslimin menghidupkan sunnah yang telah ditinggalkan pada masa ini, bahkan hampir saja terlupakan hingga oleh mereka orang-orang shalih, berbeda dengan apa yang dilakukan olehsalafussalih
 terdahulu.

d. Puasa hari Arafah:
Puasa Arafah sangat dianjurkan bagi mereka yang tidak pergi haji, sebagaimana riwayat dari Rasulullah
 shalallahu ‘alaihi wassalam bahwa dia berkata tentang puasa Arafah: "Saya berharap kepada Allah agar dihapuskan (dosa) setahun sebelumnya dan setahun sesudahnya" (Riwayat Muslim)

e. Keutamaan hari raya kurban (tanggal 10 Dzul Hijjah):
Banyak orang yang melalaikan hari yang besar ini, padahal para ulama berpendapat bahwa dia lebih utama dari hari-hari dalam setahun secara mutlak, bahkan termasuk pada hari Arafah. Ibnu Qoyyim
 rahimahullah berkata: "Sebaik-baik hari disisi Allah adalah hari Nahr (hari raya qurban), dia adalah hari haji Akbar". Sebagaimana terdapat dalam sunan Abu Daud, Rasulullahshalallahu ‘alaihi wassalam bersabda: "Sesungguhnya hari-hari yang paling mulia disisi Allah adalah hari Nahr, kemudian hari Qar".
Hari Qar adalah hari menetap di Mina, yaitu tanggal 11 Dzul Hijjah. Ada juga yang mengatakan bahwa hari Arafah lebih mulia dari hari Nahr, karena puasa pada hari itu menghapus dosa dua tahun, dan tidak ada hari yang lebih banyak Allah bebaskan orang dari neraka kecuali hari Arafah, dan karena pada hari tersebut Allah mendekat kepada hamba-Nya, kemudian Dia membanggakan kepada malaikat-Nya terhadap orang-orang yang sedang wukuf.
Yang benar adalah pendapat pertama, karena hadits yang menunjukkan hal tersebut tidak ada yang menentangnya sama sekali. Namun, apakah dia lebih utama atau hari Arafah, hendaklah setiap muslim baik yang melaksanakan haji atau tidak berupaya sungguh-sungguh untuk mendapatkan keutamaan hari tersebut dan menggunakan kesempatan sebaik-baiknya.